Monday, October 4, 2010

Ringkasan: Sinners in The Hands of An Angry God (Jonathan Edwards)



Keberdosaan umat Allah membawa mereka hidup di bawah anugerah Allah yang sangat besar. Namun di sisi lain, mereka tentu akan menghadapi murka Allah. Kehidupan orang fasik digambarkan seperti di dalam Mzm 73, yaitu berada di tempat licin, di mana mereka mudah terpeleset. Mereka tidak menyadari akan keberadaan mereka dan tidak tahu kapan mereka akan jatuh. Pada saat ini mereka belum jatuh karena Allah sendiri yang menopang mereka. Namun, tidak untuk selamanya Allah akan menopang mereka, sehingga pada suatu saat nanti (waktu Allah), mereka akan jatuh dan hancur. Tidak ada satupun yang dapat menolong mereka.
Semua itu berada di dalam kedaulatan Allah. Tidak ada kekuatan yang dapat menahan atau melepaskan diri dari tangan-Nya. Orang fasik adalah orang yang pantas untuk dibuang ke dalam neraka. Dan kerena keadilan Allah yang tidak pernah berjalan setengah-setengah, mereka tidak hanya dibuang kesana, tetapi juga mendapat penghukuman dari Allah, yaitu suatu hukum kebenaran yang kekal. Bahkan dengan demikian, dapat dikatakan bahwa orang-orang fasik inilah yang akan menjadi objek murka Allah.
Pada saat ini, mereka belum turun ke neraka, bukan berarti Allah tidak murka terhadap mereka melainkan Allah (dalam Yesus) juga merasakan dan menanggung murka-Nya di sana. Setan telah menjadikan mereka menjadi miliknya atas ijin Allah. Namun, saat ini mereka mesih berada di bawah kuasa Allah. Jika Allah telah melepaskannya, maka setan-lah yang akan berkuasa penuh untuk memangsanya. Jiwa dari orang fasik berada dalam prinsip neraka yang saat ini masih ada di dalam kontrol Allah. Sehingga prinsip tersebut belum berlaku sepenuhnya.
Dari semua penggambaran itu, tampak bahwa tidak ada jaminan keamanan bagi mereka. Kehidupan mereka seperti berjalan pada tempat yang setiap waktu dapat menghancurkan mereka. Banyak hal yang dilakukan oleh mereka untuk usaha dan menghibur diri dari ancaman itu, mereka menggunakan hikmatnya sendiri dan begitu yakin pada hal itu. Semua usaha itu tentu tidak mampu membawa keselamatan untuk mereka.
Allah telah meletakkan diri-Nya pada posisi yang tidak bertanggungjawab, karena Allah telah memberikan janji-Nya, namun mereka adalah orang-orang yang tidak tertarik dengan hal tersebut. Sehingga tidak ada kewajiban bagi Allah untuk menjaga hidup mereka dari penghancuran kekal.

Penerapan
            Di dalam dunia yang sengsara, orang yang berada di luar Kristus, sama sekali tidak apapun yang dapat menjadi pegangan. Banyak orang yang merasa dirinya terselamatkan dari hukuman itu, dan tidak melihat bagaimana tangan Allah di dalam dirinya. Tampak dari segala hal yang ada di sekitar kita, di mana ciptaan yang masih mendukung kehidupan kita, namun hal itu terjadi untuk kemuliaaan Allah. Sedangkan sebenarnya dikatakan bahwa kita adalah beban bagi bumi.
Murka Allah digambarkan seperti air bah yang dibendung/ ditahan sementara kita terus melakukan kesalahan yang akan membuat air itu makin tinggi, sehingga saat Allah membuka pintu itu, akan datang murka yang mengerikan.
            Setiap orang tidak akan mengalami perubahan besar dalam hati, jika tidak ada kuasa Roh Kudus dalam diri yang bekerja. Manusia yang tidak dilahirkan kembali, dijadikan ciptaan baru, dan dibangkitkan dari kematian, ia tidak akan mengalami terang dan hidupnya ada di dalam murka Allah.
            Murka Allah adalah yang paling dahsyat, mempunyai potensi yang sangat besar. Maka, seharusnyalah manusia menakuti hal itu, karena penghukuman-Nya merupakan kesengsaraan yang harus dihadapi sampai akhir. Di dalam hal inilah tampak keagungan Allah, di mana kesempurnaan kasih-Nya sebanding dengan murka-Nya yang mengerikan.


No comments:

Post a Comment