Monday, October 4, 2010

Book Review: Mission on The Way: Issues in Mission Theology

Judul Buku            : Mission on The Way: Issues in Mission Theology
Pengarang             : Charles Van Engen
Penerbit                 : Michigan, Baker Book House, 2000
Jumlah Halaman    : 262 halaman

            Dalam tiga puluh tahun terahkir ini Teologi Misi tampak sudah bergeser pada gerakan misi yang praktis. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa banyak hal yang dapat diamati dalam dunia misi, tantangan juga sangat banyak dan makin kompleks adanya. Pada saat inipun dilihat telah makin banyak konsep misi yang dirasa bisa makin jauh dari tujuan dan prinsip misi mula-mula, karena tiap gereja kemudian mengembangkan apa yang mereka rasa perlu sesuai dengan tantangan yang mereka hadapi. Oleh karena itu, setiap saat perlu adanya suatu ‘pengembalian’ pada Alkitab, yaitu apa yang dikatakan Alkitab mengenai misi itu sendiri. Yang menjadi inti sebenarnya di dalam Alkitab itu sendiri adalah menyebarkan kabar baik mengenai Kerajaan Allah pada tiap bangsa. Dan di dalam buku inilah, Charles Van Engen berusaha untuk mengembaliukan semuanya itu, yaitu pada apa yang menjadi tujuan utama dari Teologi Misi itu semula.
            Hal ini berkaitan dengan adanya sentral dari semuanya itu, yaitu Missio Dei, Missio Kristi dan Missio Ecclesiae. Engen mengingatkan bahwa apa yang menjadi pelayanan kita di dalam tugas misi bukanlah kita, melainkan adanya kekuatan Allah Tritunggal yang bekerja dalam masing-masing tugasnya dalam menolong kita dan orang-orang yang akan kita beritakan kabar tersebut. Hal ini juga berkaitan dengan adanya kedaulatan Allah yang bekerja dalam tugas misi. Allah berdaulat penuh atas orang-orang pilihan-Nya. Sering konsep ini membuat seseorang enggan untuk melakukan sesuatu dalam tugas misi. Ini adalah konsep yang salah tentunya, karena Allah tetap memakai kita untuk dapat menjangkau mereka. Serta penggilan dan tugas yang telah Allah berikan, yaitu untuk memberitakan kabar baik itu adalah suatu hal yang bersifat mutlak. Setiap orang percaya mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk hal itu.
            Dalam menuliskan buku ini, Engen banyak melihat pada buku-buku yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran dalam dunia misi dan menanggapinya. Hal pertama yang dibahsanya adalah hal yang lebih spefisik, yaitu konsentrasi pada daerah perkotaan, Engen berusaha menjawab dan mengomentari tiap pertanyaan/ pernyataan dari setiap orang, bersama dengan rekan-rekannya yang juga mempunyai pergumulan dengan masalah yang serupa. Namun dari tiap pemikir-pemikir ini, yang menjadi tujuannya tetaplah satu, yaitu untuk lebih mengerti semakin dalam akan adanya potensi di dalam adanya kontribusi yang dapat diberikan oleh teologia naratif dalam hal ini. Serta bagaimana cara mengaplikasikan/ merefleksikan teologi naratif itu ke dalam pelayanan misi, terkhusus dalam lingkungan perkotaan.
            Apa yang menjadi suatu pegangan dalam kehudupan orang-orang di perkotaan harus diperhatikan. Hal ini untuk mendasari bagaimana seseorang dapat menyesuaikan pola pemikiran, kebiasaan serta bagaimana dapat menyampaikan sesuatu yang dapat mereka tangkap dengan benar dan meresponinya.
            Di sini, Engen memberikan contoh dari pelayanan Paulus pada jemaat di Efesus. Nasihatnya pada jemaat di Efesus untuk dapat bersatu, hidup dalam kekudusan serta melayani secara universal. Hal-hal tersebutlah yang sangat penting dalam pelayanan misi, karena setiap orang yang bekerja dalam pelayanan misi tidak akan mungkin dapat bekerja sendiri.
            Selain itu perlu adanya pengetahuan kita tentang sejarah perkembangan misi. Apa yang menjadi pemikiran serta keputusan di dalam Konsili Nicea sampai Konsili Vatikan. Dan juga bagaimana menurunnya perkembangan misi dalam masa Reformasi. Karerna dengan kembali melihat apa saja yang pernah terjadi pada dunia misi selama empat puluh tahun terakhir ini, kita akan dapat melihat apa saja yang sudah dikerjakan dari masa ke masa, bagaimana strategi, tujuan, motivasi dan konteks yang dihadapi dari masa ke masa. Hal itu akan menuntun kita yang ada pada masa sekarang ini.
            Apa yang menjadi tantangan yang dihadapi, yang menjadi hal yang sepertinya adalah sesutau hal yang besar adalah masalah banyaknya topik yang ada dalam ke-universal-an (pluralisme), budaya yang bertentangan dengan iman Kristen. Kemudian Engen menjelaskan bagaimana paradigma misi dalam kekristenan yang unik, berbeda dengan yang lainnya.
            Dalam perkembangan masyarakat perkotaan, yaitu pada era modern dan posmodern, tampaknya telah membawa pengaruh yang sangat besar bagi keadaan sosial masyarakat itu sendiri. Pelayanan misi tetaplah harus menghormati hal ini sebagai suatu perkembangan meskipun belum tentu perkembangan yang mengarah pada yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam hal ini penginjilan pada masyarakat perkotaan akan lebih banyak menggunakan metode penginjilan pribadi. Serta bagaimana menyiasati pemikiran-pemikiran orang pada masa sekarang ini yang telah dirasuki oleh paham rasionalisme, perkembangan sains dan teknologi. 
            Dari sedikit pembahasan mengenai hal-hal pokok yang menjadi pemikiran dan dituliskan oleh Charles Van Engen ini, tampak bahwa ia adalah seorang yang sangat melihat keadaan perkotaan. Tentu yang dilihat adalah perkotaan di mana ia tinggal, namun sepertinya hal ini juga tidaklah jauh dengan konteks sekarang kita berada.. Karena baik banyak ataupun sedikit, pengaruh itu pasti akan muncul kemudian. Pergerakan misi-pun, selain harus selalu berdasarkan pada apa yang Alkitab katakan, juga harus melihat pada situasi yang ada. Apa yang menjadi perkembangan dunia memang sangat banyak yang bertentangan dengan apa yang Allah kehendaki. Namun dalam bermisi hal-hal yang berbeda itu bukan-lah untuk diperangi, melainkan ada bagian yang harus dikuti untuk dilawan. Hal ini bukan berarti juga berkompromi.
            Dan pada akhirnya, Engen memberikan solusi untuk dapat dilakukan di tengah permasalahan/ tantangan yang dihadapi dalam dunia misi yang sangat kompleks tersebut. Yaitu hanya dengan iman, pengharapan dan kasih. Jika semua orang yang terjun dalam dunia misi telah benar-benar mampu menanamkan hal tersebut di dalam pelayanan mereka, tugas misi akan menjadi suatu hal yang menyukacitakan, meskipun banyak tantangan yang dihadapi dan senantiasa berpusat pada Allah.

             


No comments:

Post a Comment